Sebuah bau menyeruak
Mengusik kedamaian hidung
Aroma bunga menyerbak
Mempercepat detak jantung
Ada sebuah tangan memberi mawar
Dengan mengungkap tenang rangkaian kata
Aku mencintaimu, ucapnya
Seolah sosok tuna wicara
Masih bisu tanpa bicara
Lalu menatap ragu bola matanya
Dan gelengan kepala pun menjadi
Sebagai tanda mengakhiri
Sendu dominan di wajahnya
Tapi bagaimana lagi?
Dia bukan sosok lama yang dicari