Hutan Adat Papua Dibabat Karena Tipu Muslihat!

Feffi



     Ekspansi perkebunan kelapa sawit besar-besaran di hutan Papua menyebabkan semakin menyempitnya hutan adat yang ada di sana. Sejak tahun 2000, luas kawasan hutan yang dilepas untuk perkebunan di Ranah Papua hampir menyentuh angka satu juta hektar—hampir dua kali luas pulau Bali. 

     Hutan Papua merupakan hutan dengan keindahan alami terakhir di Indonesia. Pesonanya yang indah, keanekaragaman hayati yang kaya, membuat siapapun yang mengunjunginya akan berdecak kagum. Selain keindahannya, hutan Papua juga mempunyai peran yang sangat penting dalam mencegah perubahan iklim dan menjadi tempat bergantungnya masyarakat adat Papua.

     Sayangnya, pelaku industri kelapa sawit dengan sengaja menebang dan membakar hutan demi membuka lahan perkebunan sawit. Banyak dari mereka menggunakan cara manipulatif dan modus tipu daya untuk merenggut hak-hak masyarakat adat Papua. Bahkan beberapa tokoh adat di sana tergiur  rayuan manipulatif itu dan ikut berperan memengaruhi marga-marga lain untuk melepaskan hutan adat yang menjadi tempat bergantung hidup mereka. 

     Dikutip dari VOA Indonesia, Pastur Anselmus Amo, MSC, Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian, Keuskupan Agung Merauke, memaparkan bahwa perusahaan-perusahaan industri kelapa sawit itu menerapkan cara yang sama untuk mengambil tanah adat. Mereka datang bersama pejabat lokal dan aparat keamanan, mengatakan bahwa akan ada perusahaan kelapa sawit yang akan membuka usaha. Pastur juga mengimbuhkan, bahwa mereka hanya membicarakan hal-hal yang baik saja tentang kelapa sawit dan menjanjikan uang, sekian milliar. 

Referensi:

  1. Greenpeace Indonesia
  2. VOA Indonesia

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)