Hari Tani Nasional menjadi salah satu peringatan
penting bagi Indonesia setiap tahunnya. Peringatan tersebut diprakarsai atas
persetujuan Presiden Soekarno yang tertuang dalam Keputusan Republik Indonesia
Nomor 169 Tahun 1963. Dan sejak itu, setiap 24 September diperingati sebagai
Hari Tani Nasional.
Melansir dari www.rri.co.id, tema Hari Tani Nasional yang diusung pada tahun 2022 ini adalah “Reforma Agraria Menuju Negara Sejahtera”. Menilik pada postingan Instagram akun resmi Kementerian Pertanian RI dalam peringatan Hari Tani Nasional yang bertepatan pada hari kemarin, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, menyebutkan bahwa, “Kemajuan sebuah daerah bahkan kemajuan nasional sangat ditentukan seperti apa akselerasi pertanian yang kita optimalkan. Makin kuat pertanian kita, maka makin kuat juga kehidupan bangsa dan negara kita.”
Sedangkan pada postingan akun Instagram resmi Presiden RI
Joko Widodo, dalam caption
menyampaikan, “Di tengah ketidakpastian dan ancaman krisis pangan dunia, sektor
pertanian Indonesia bertahan dengan kontribusi yang semakin besar bagi
perekonomian. Karena itulah, pemerintah mendukung sektor ini sepenuhnya dengan
pembangunan infrastruktur pertanian seperti bendungan, embung, dan jaringan
irigasi di seluruh tanah air, pendampingan dalam pemanfaatan teknologi, membuka
akses permodalan, dan sebagainya. Semua
ikhtiar ini dilakukan untuk demi mendorong produktivitas sekaligus meningkatkan
kesejahteraan petani-petani Indonesia.”
Hubungan antara pertanian dan masyarakat memang erat kaitannya.
Saat ini, sebagian besar masyarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.
Menurut data BPS (2018), jumlah rumah
tangga usaha pertanian
bahkan mencapai 27,68 juta rumah tangga petani yang terbagi ke dalam
beberapa subsektor mulai dari padi, palawija, hortikultura, perkebunan,
kehutanan, peternakan sampai budidaya
perikanan.
Namun, jumlah petani yang besar ini nyatanya tidak
sebanding dengan kesejahteraan yang mereka dapatkan. Mayoritas petani yang tergolong
petani kecil mencapai
58,73 persen (BPS 2018). Sebagaimana disebutkan dalam data BPS tersebut,
bahwa 58,73 persen menguasai lahan kurang dari 1 ha. Dengan demikian, kebijakan
distribusi lahan yang merupakan perwujudan program reforma agraria demi keadilan dan kesejahteraan masyarakat
merupakan agenda yang harus dituntaskan oleh negara.
Kesejahteraan petani yang rendah turut menyebabkan
rendahnya tingkat kemandirian petani. Mengingat sistem persaingan perdagangan
dunia, maka sangat penting untuk mempersiapkan petani menghadapi sistem perdagangan modern dengan memperhatikan kualitas produk dan memuaskan
konsumen di pasar secara optimal. Kunci untuk meningkatkan kesejahteraan petani
agar bisa keluar dari
kemiskinan adalah melalui peningkatan
akses penguatan lahan
petani, sebab akses lahan ini merupakan salah satu kendala yang dihadapi
oleh petani.
Berdasarkan data BPS (2020), luas panen padi Indonesia
pada 2019 yaitu sebanyak 10.677.887,15 ha dengan produksi sebanyak
54.604.033,34 ton. Tahun 2020, luas panen padi Indonesia sebanyak 10.657.274,96
ha dengan produksi sebanyak 54 649 202,24 ton. Berdasarkan data BPS tersebut,
jumlah lahan panen Indonesia pada tahun 2020 menurun dari tahun 2019 sedangkan
jumlah produksi dan produktivitas meningkat pada tahun 2020. Penurunan lahan
pertanian ini disebabkan berbagai faktor salah satunya fenomena penuaan petani
disertai berkurangnya regenerasi petani muda. Petani tua cenderung kurang
memiliki keterampilan dalam inovasi pertanian sementara petani muda kurang
tertarik di bidang pertanian.
Dengan petani muda, mereka diharapkan dapat melakukan
perubahan untuk pertanian Indonesia, di antaranya melakukan digitalisasi di bidang
pertanian yang mengacu pada penggunaan berbagai teknologi dan data digital
dengan tujuan agar bisa efektif dan efisien dalam meningkatkan proses kegiatan yang ada, mulai dari pengolahan hingga
pemasaran. Digitalisasi pertanian merupakan konsep yang relatif baru di
Indonesia. Selain bermanfaat secara ekonomi untuk mengatasi krisis pangan, digitalisasi
pertanian juga banyak berdampak kepada masyarakat. Digitalisasi pertanian
menjadi keniscayaan dalam membangun pertanian saat ini dikarenakan kebutuhan akan
pangan semakin meningkat sementara
lahan pertanian semakin menyusut.
Referensi:
Rizki, Miranti. 2022. HARI TANI NASIONAL 2022, SEJARAH DAN TEMA TAHUN INI. https://rri.co.id/malang/life-style-info-publik/1640272/hari-tani-nasional-2022-sejarah-dan-tema-tahun-ini#:~:text=Hal%20tersebut%20tertuang%20dalam%20Keputusan,Reforma%20Agraria%20Menuju%20Negara%20Sejahtera%E2%80%9D diakses pada 24 September 2022, pukul 20.15.
Johan, Daniel, M. Syamsul Maarif, Nimmi Zulbainarni. 2022. PERSEPSI PETANI TERHADAP DIGITALISASI PERTANIAN UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI. Aplikasi Manajemen dan Bisnis, 8(1), 204.
Ritonga, Indah
Islami, Endriatmo Soetarto, Martua Sihaloho. 2022. HUBUNGAN PERAN PEMUDA
TANI INDONESIA DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DENGAN TARAF HIDUP PETANI (STUDI
KASUS: PROGRAM ON-FARM PETANI MANDIRI DI DESA TAHALAK). Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, 6(4), 446.