Biografi Arswendo Atmowiloto: Profil, Karya Sastra dan Penghargaan

Feffi


Arswendo Atmowiloto adalah seorang penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan KOMPAS. Ia lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 November 1948. Nama aslinya adalah Sarwendo lalu diubah menjadi Arswendo karena dianggap kurang komersial dan pop. Di belakang namanya ditambahkan nama ayahnya, Atmowiloto. Arswendo Atmowiloto juga memiliki nama lain yaitu dengan nama baptis Paulus.

Perjalanan karir Arswendo Atmowiloto yaitu setelah lulus sekolah menengah atas, ia masuk ke Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, IKIP Solo, namun tidak tamat. Arswendo semula bercita-cita menjadi dokter atau menjadi pemimpin di salah satu instansi pemerintah. Akan tetapi, cita-cita itu tidak tercapai. Meskipun begitu, ia tidak berputus asa. Setelah keluar dari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, ia bekerja di pabrik bihun, kemudian di pabrik susu. Arswendo juga pernah bekerja sebagai penjaga sepeda dan sebagai pemungut bola di lapangan tenis karyawan Pabrik Gula. Lalu pada tahun 1972, ia memimpin Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah, di Solo. Setelah itu, ia menjadi wartawan Kompas serta pemimpin redaksi Hai, Monitor, dan Senang. 

Sebagai penulis, Arswendo telah melahirkan berbagai karya sastra berupa cerpen, novel, naskah drama, serta skenario film. Salah satu karyanya yang sangat terkenal yaitu berjudul Keluarga Cemara yang pada era '90-an diadaptasi menjadi sebuah sinetron dan pada awal 2019 diangkat menjadi film layar lebar. 

Dalam penulisan karya sastranya, tidak jarang Arswendo menggunakan nama samaran. Untuk cerita bersambungnya, Sudesi (Sukses dengan Satu Istri), di harian KOMPAS, ia menggunakan nama Sukmo Sasmito. Untuk Auk yang dimuat di Suara Pembaruan ia memakai nama Lani Biki, kependekan dari Laki Bini Bini Lakinama iseng yang ia pungut sekenanya. Nama-nama lain yang juga pernah dipakainya adalah Said Saat dan B.M.D. Harahap.


Karya sastra Arswendo Atmolowiloto:

  • Bayiku yang Pertama (Sandiwara Komedi dalam 3 Babak) (1974)
  • Keluarga Cemara 2 (2001)
  • Keluarga Cemara 3 (2001)

Dari karya sastra tersebut, Arswendo Atmowiloto telah menerima beberapa penghargaan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Penghargaan itu antara lain berupa "Hadiah Zakse" (1972) untuk karya esainya yang berjudul "Buyung Hok dalam Kreativitas Kompromi". Demikian pula tulisan dramanya, berjudul "Penantang Tuhan" dan "Bayiku yang Pertama," memperoleh Hadiah Harapan dan Hadiah Perangsang Minat Menulis dalam Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara DKJ tahun 1972 dan tahun 1973. Tahun 1975 ia memperoleh Hadiah Harapan dalam sayembara serupa untuk drama "Sang Pangeran", sedangkan dramanya "Sang Pemahat" memperoleh Hadiah Harapan I.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)